4 Rahasia Service Excellence Penjual Narkoba
Beberapa hari ini media sedang ramai memberitakan artis terkena kasus narkoba. Seorang pelawak wanita yang hampir setiap hari selalu muncul di TV ditangkap polisi karena menyimpan & menggunakan narkoba jenis sabu. Bukan pertama kali juga artis tertangkap kasus narkoba. Sudah banyak kasus sebelumnya. Dan narkoba sudah menjadi permasalahan lama di negara ini. Namun tidak juga bisa dibasmi.
Tidak ada hal positif dari narkoba, namun justru yang pertanyaan kenapa penjual narkoba selalu berhasil menggaet pelanggannya. Bahkan Artis yang baru saja ditangkap sudah menjadi “loyal customer” sabu selama 20 tahun. Kenapa penjual narkoba bisa membuat pelangggannya loyal ?
Apa rahasia mereka?
Menurut pengamatan dan analisa kami dari berita atau cerita orang tentang narkoba, Setidaknya ada 4 kiat penjual narkoba dalam memberikan service excellence :
1. Pelanggan puas sesuai expektasi
Bisnis yang baik adalah ketika produk berbicara. Maksudnya gimana ? kualitas produknya membuat pelanggannya puas, dan ingin kembali mencoba. Ketika delivery sesuai dengan ekspektasi maka pelanggan akan puas. Tapi sekali lagi jika produknya seperti narkoba ini ga baik untuk ditiru.
Pastikan iklan atau penawaran yang Anda berikan memang sama dengan produk atau jasa yang diterima pelanggan. Jangan sampai konsumen melihat foto iklan Ayam Geprek sebesar telapak tangan dewasa, pas beli ternyata cuma sebesar jempol , hehe
2. Personal touch
Di kasus pelawak inisial N, penjual narkoba menggunakan istilah perhiasan sebagai bahasa sandi antara penjual dan pembeli. Teknis yang digunakan adalah personal touch. Mungkin untuk pembeli lain istilah yang digunakan beda lagi. Bisa jadi apel washington jika pembelinya vegetarian atau kambing guling jika pembelinya penyuka makanan berkolesterol. Hehe…
Sentuhan bersifat pribadi membuat pelanggan merasa nyaman , bahkan merasa lebih akrab. Coba saja Anda selalu sebut nama pelanggan, alih alih hanya menyebut Pak, Mas, Bu, Gan, atau Sis…
3. Free sample
Penjual narkoba sering memberikan free sample kepada calon pelanggannya. Mungkin ini masuk dalam “cost acusition customer” oleh pennjual narkoba. Saat ini juga banyak kita temui penawaran harga Rp. 1,- atau free untuk 100 pembeli pertama. Teknik yang sama digunakan untuk mendapatkan pelanggan baru. Dan ketika pelanggan sudah suka dengan produk tersebut, pelanggan tidak bisa beralih lagi kelain hati. Karena kalau lidah sudah terikat, hati tidak bisa berpindah.
4. Follow up sebelum habis
Penjual narkoba selalu hafal kapan jadwal pelanggannya.Beda dengan petugas apotek yang sama sama jualan obat. Coba bayangkan kalau petugas apotek selalu mencatat atau punya sistem CRM ( Customer Relationship Management ). Misal. : pelanggan beli obat flu kemudian yang akan habis dalam waktu 3 hari dengan konsumsi 3x sehari. Di hari ketiga atau keempat, petugas apotek menghubungi pelanggan via telfon atau whatsapp : ” halo pak, gimana kondisi nya ? flu nya udah sembuh ? ” kalau pelanggan bilang , belum sembuh, maka petugas apotek bisa menawarkan obat flu lain dengan dosis yang lebih tinggi atau produk yang lain. Kalau saya jadi pelanggan, saya akan senang sekali ditawarkan produk seperti itu.
Selamat mencoba triknya, tapi ingat untuk Jauhi Narkoba !!!